Menurunkan Standar


Setiap orang menginginkan mendapatkan pasangan yang sesuai harapan atau mendapatkan yang terbaik dan bisa di masukkan dalam sebuah hal tentang berkriteria ‘tinggi’. Kriteria tinggi yang menjadi harapan dapat di eja wantahkan dengan mendapat pasangan yang cantik/cakep luar dalem, baik dan tentu seperti ada dalam pepatah atau sekedar wejangan orang jawa yang mengenai 3B yaitu bibit, bebed dan bobot. Saya tidak akan membahas mengenai 3B ini. Yang pasti setiap orang boleh bermimpi dan mencita-citakan sesuatu yang besar atau tinggi. Setidaknya pernah ada ungkapan bahwa bercita-citalah setinggi langit namun bila jatuh setidaknya masih di bulan. Ini menarik, karena apa? Tentu ini sebuah optimisme dalam kehidupan tidak hanya soal pekerjaan atau karier dan pencapaian dalam hidup. Memilih pasangan juga sama halnya dengan kita bercita-cita di suatu pekerjaan atau profesi yang tentu menjadi idaman setiap orang.Walaupun misalkan bila diukur dari hasil matematika maksimal nilai 10 paling tidak bisa mendapat nilai 8. Selain itu Jodoh atau pasangan kita merupakan citra diri dari kita atau bahasa kerennya cermin pantulan dari diri kita. Jadi wajar banyak orang mendambakan pasangan sesuai harapan, kriteria masing-masing yang sesuai juga dengan ekspetasinya.


Saya termasuk juga orang pada umumnya dan mendamba sesosok orang yang nanti menjadi jodoh saya ini sesuai harapan dan tentu saya juga mempunyai kriteria yang mungkin di bilang sangat tinggi. Tidak ada masalah kan? Walaupun saya hanya seorang berwajah biasa-biasa saja atau pas-pasan paling tidak saya punya kriteria yang saya harapkan. Saya sadar betul bahwa akan sangat sulit dan mungkin jarang untuk kesempurnaan kriteria yang saya dambakan. Banyak seorang wanita pernah saya temui dan semua mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kadang saya berfikir bila seorang wanita Si “A” dan Si “B” serta Si “C” di kombinasikan menjadi satu pasti sangat sempurna dan menarik. Memang kesempurnaan hanya milik Tuhan dan manusia tak henti-hentinya mendambakan mendapat yang sempurna termasuk didalam memilih pasangan. 


Semakin banyak wanita yang saya temui membuat saya semakin menanamkan kriteria yang bertambah, sungguh ini kadang membuat saya harus berfikir ulang untuk hal ini. Ketika melihat seorang presenter di salah satu televisi swasta ternama dan saya sebut saja bernama mbak najwa shihab atau mungkin seorang dosen Sosial Politik di universitas ternama yang bernama Nucha bachri tentu sangat memotivasi saya untuk mendapatkan pasangan atau jodoh seperti kedua wanita tangguh yang saya kagumi ini. Mungkin bila di uraikan kelebihan tentang kedua wanita ini sangat banyak dan panjang(Kekaguman saya terhadap kedua wanita tersebut akan saya tulis di kesempatan lain ya). Berangkat dari situ saya mencoba mendefinisikan kriteria pasangan yang saya dambakan.


Menurunkan standart ini tentu saya juga harus menyadari siapa saya dan harus realistis dalam mendapatkan pasangan seperti mereka karena juga wanita yang sepertinya langka. Wanita Seperti itu sekarang sangat langka walaupun menurut survei populasi wanita dan pria di muka bumi ini banyak seorang wanita. Pertanyaannya mudah dan sederhana “masak tidak bisa mendapat wanita seperti mereka? Kan wanita didunia banyak dan jutaan bahkan bermilyar-milyar..hehe” namun ini jawabannya sulit. Walapun keadaan dan kenyataan mungkin berkata lain tetapi setidaknya kita tidak salah mendambakan sesuatu yang besar bukan? Yah setidaknya saya mendapat nilai 8 seperti logika saya diatas sudah tentu sangat cukup bagi saya. 


Menghadapi persaingan arus globalisasi seperti di dunia usaha tentunya mendapatkan seorang pasangan yang tepat selain langka dan sulit juga banyak tantangan dan juga persaingan yang cukup ketat. Apalagi berjuang mendapat wanita seperti kedua sesosok wanita diatas tentu banyak dan berat juga persaingannya. Bukannya takut dan putus asa namun disamping itu terus berupaya juga memperindah atau memperlayak diri dan banyak-banyak berdoa kepada Tuhan. Benar bukan? Hehehe

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dampak Lunturnya Nilai-Nilai Pancasila

Kenapa Negara Tak Cetak Uang Sebanyak-banyaknya Agar Bisa Bayar Utang dan Terbebas Kemiskinan?

Mata Kuliah RPM 2